Popular Posts
-
Dinosaurus Terbesar Di Tanah Eropa Ditemukan KOMPAS.com — Ilmuwan di Portugal telah mengidentifikasi apa yang diduga sebagai pema...
-
TERMINAL TELUK LAMONG MELAYANI KAPAL PETIKEMAS LOKAL Pada tahap awal pengoperasian dibulan Juli 2014 mendatang, Terminal ...
-
GUNUNG KELUD MELETUS Gunung Kelud yang secara administratif masuk wilayah Kabupaten Kediri, Kabupaten Malang, dan Kabup...
-
Vietnam dan Thailand Surplus Produksi, RI Rawan Penyelundupan Beras Jakarta -Poten...
About Us
Total Tayangan Halaman
Blogroll
About
Blogger templates
Blogger news
Pages
Diberdayakan oleh Blogger.
Wikipedia
Hasil penelusuran
Translate
Blog Archive
Followers
Mengenai Saya
Blog Archive
- Home »
- Vietnam dan Thailand Surplus Produksi, RI Rawan Penyelundupan Beras
Unknown
On Kamis, 06 Maret 2014
Vietnam dan Thailand Surplus Produksi, RI Rawan
Penyelundupan Beras
![http://images.detik.com/content/2014/03/07/4/beras1.jpg](http://images.detik.com/content/2014/03/07/4/beras1.jpg)
Jakarta -Potensi penyelundupan
beras ke dalam negeri tahun ini diperkirakan akan lebih besar bila dibandingkan
tahun sebelumnya. Pemicunya, produsen beras utama di dunia seperti India,
Thailand, dan Vietnam sedang surplus beras. Pengamat pertanian Asosiasi Ekonomi
Politik Indonesia Khudori mengungkapkan Indonesia menjadi target pasar beras
ketiga negara tersebut.
"Proses penyelundupan sangat mungkin terjadi. Apalagi ketiga negara yaitu India, Vietnam dan Thailand sedang mengalami surplus beras," ungkap Khudori kepada detikfinance , Jumat (7/3/2014). Ia mencatat Vietnam di tahun 2013 lalu mengalami surplus beras sebesar 6,68 juta ton dari total produksi sebanyak 43,4 juta ton. Bahkan Badan Pangan Dunia (FAO) memprediksi jumlah surplus beras Vietnam tahun ini bisa mencapai 7 juta ton.
Selain itu, jumlah pasokan persediaan beras di Thailand jauh lebih besar dari Vietnam. Thailand masih mempunyai stok 14,7 juta ton beras. Sedangkan India produksi beras di tahun 2013 mencapai 105 juta ton atau hingga bulan November 2013 masih surplus sebesar 9,5 juta ton. "Impor beras Indonesia tetap besar meskipun produksi beras kita kan masih surplus," imbuhnya. Sedangkan bila dilihat dari harga, beras impor jauh lebih murah bila dibandingkan dengan harga beras lokal. Salah satu negara yang memberikan harga beras sangat murah adalah Thailand.
Menurutnya berdasarkan data FAO, harga beras patah 5% Thailand tercatat senilai US$ 449 per ton pada Januari 2014 ini atau, turun 25% dari Januari 2013. Hal itu adalah dampak dari pemerintah Thailand yang memberikan paket subsidi pertanian sebesar US$ 20 miliar sejak tahun 2011. Program ini juga yang memicu penumpukan persediaan beras hingga mencapai 14,7 juta ton tahun ini dari 6,1 juta ton pada 2010.
"Proses penyelundupan sangat mungkin terjadi. Apalagi ketiga negara yaitu India, Vietnam dan Thailand sedang mengalami surplus beras," ungkap Khudori kepada detikfinance , Jumat (7/3/2014). Ia mencatat Vietnam di tahun 2013 lalu mengalami surplus beras sebesar 6,68 juta ton dari total produksi sebanyak 43,4 juta ton. Bahkan Badan Pangan Dunia (FAO) memprediksi jumlah surplus beras Vietnam tahun ini bisa mencapai 7 juta ton.
Selain itu, jumlah pasokan persediaan beras di Thailand jauh lebih besar dari Vietnam. Thailand masih mempunyai stok 14,7 juta ton beras. Sedangkan India produksi beras di tahun 2013 mencapai 105 juta ton atau hingga bulan November 2013 masih surplus sebesar 9,5 juta ton. "Impor beras Indonesia tetap besar meskipun produksi beras kita kan masih surplus," imbuhnya. Sedangkan bila dilihat dari harga, beras impor jauh lebih murah bila dibandingkan dengan harga beras lokal. Salah satu negara yang memberikan harga beras sangat murah adalah Thailand.
Menurutnya berdasarkan data FAO, harga beras patah 5% Thailand tercatat senilai US$ 449 per ton pada Januari 2014 ini atau, turun 25% dari Januari 2013. Hal itu adalah dampak dari pemerintah Thailand yang memberikan paket subsidi pertanian sebesar US$ 20 miliar sejak tahun 2011. Program ini juga yang memicu penumpukan persediaan beras hingga mencapai 14,7 juta ton tahun ini dari 6,1 juta ton pada 2010.
Jakarta -Potensi
penyelundupan beras ke dalam negeri tahun ini diperkirakan akan lebih besar
bila dibandingkan tahun sebelumnya. Pemicunya, produsen beras utama di dunia
seperti India, Thailand, dan Vietnam sedang surplus beras. Pengamat pertanian Asosiasi
Ekonomi Politik Indonesia Khudori mengungkapkan Indonesia menjadi target pasar
beras ketiga negara tersebut.
"Proses penyelundupan sangat mungkin terjadi. Apalagi ketiga negara yaitu India, Vietnam dan Thailand sedang mengalami surplus beras," ungkap Khudori kepada detikfinance , Jumat (7/3/2014). Ia mencatat Vietnam di tahun 2013 lalu mengalami surplus beras sebesar 6,68 juta ton dari total produksi sebanyak 43,4 juta ton. Bahkan Badan Pangan Dunia (FAO) memprediksi jumlah surplus beras Vietnam tahun ini bisa mencapai 7 juta ton.
Selain itu, jumlah pasokan persediaan beras di Thailand jauh lebih besar dari Vietnam. Thailand masih mempunyai stok 14,7 juta ton beras. Sedangkan India produksi beras di tahun 2013 mencapai 105 juta ton atau hingga bulan November 2013 masih surplus sebesar 9,5 juta ton. "Impor beras Indonesia tetap besar meskipun produksi beras kita kan masih surplus," imbuhnya. Sedangkan bila dilihat dari harga, beras impor jauh lebih murah bila dibandingkan dengan harga beras lokal. Salah satu negara yang memberikan harga beras sangat murah adalah Thailand.
Menurutnya berdasarkan data FAO, harga beras patah 5% Thailand tercatat senilai US$ 449 per ton pada Januari 2014 ini atau, turun 25% dari Januari 2013. Hal itu adalah dampak dari pemerintah Thailand yang memberikan paket subsidi pertanian sebesar US$ 20 miliar sejak tahun 2011. Program ini juga yang memicu penumpukan persediaan beras hingga mencapai 14,7 juta ton tahun ini dari 6,1 juta ton pada 2010.
"Proses penyelundupan sangat mungkin terjadi. Apalagi ketiga negara yaitu India, Vietnam dan Thailand sedang mengalami surplus beras," ungkap Khudori kepada detikfinance , Jumat (7/3/2014). Ia mencatat Vietnam di tahun 2013 lalu mengalami surplus beras sebesar 6,68 juta ton dari total produksi sebanyak 43,4 juta ton. Bahkan Badan Pangan Dunia (FAO) memprediksi jumlah surplus beras Vietnam tahun ini bisa mencapai 7 juta ton.
Selain itu, jumlah pasokan persediaan beras di Thailand jauh lebih besar dari Vietnam. Thailand masih mempunyai stok 14,7 juta ton beras. Sedangkan India produksi beras di tahun 2013 mencapai 105 juta ton atau hingga bulan November 2013 masih surplus sebesar 9,5 juta ton. "Impor beras Indonesia tetap besar meskipun produksi beras kita kan masih surplus," imbuhnya. Sedangkan bila dilihat dari harga, beras impor jauh lebih murah bila dibandingkan dengan harga beras lokal. Salah satu negara yang memberikan harga beras sangat murah adalah Thailand.
Menurutnya berdasarkan data FAO, harga beras patah 5% Thailand tercatat senilai US$ 449 per ton pada Januari 2014 ini atau, turun 25% dari Januari 2013. Hal itu adalah dampak dari pemerintah Thailand yang memberikan paket subsidi pertanian sebesar US$ 20 miliar sejak tahun 2011. Program ini juga yang memicu penumpukan persediaan beras hingga mencapai 14,7 juta ton tahun ini dari 6,1 juta ton pada 2010.